Beberapa hari yang lalu, saya memperhatikan suatu iklan yang cukup besar, KOMPAS 16-08-2011 halaman 9, digambarkan ada dua buah mobil – yang satu mobil SUV mewah dan yang satunya jelas mikrolet yang bisa kita kenali dari warna biru muda dan penampilan pengemudinya. Kedua mobil tersebut dihubungkan oleh sebuah jumper cable – sesuatu yang jarang kita gunakan untuk mengatasi sebuah mobil yang akinya sedang sowak [zwaak] alias lemah. Umumnya yang kita lakukan, adalah dengan mendorongnya dalam keadaan persnelling masuk di gigi 2atau 3 tetapi dalam keadaan dikopling, lalu dengan mendadak kita lepaskan kopling. Jika semua sistem pembakaran dalam keadaan baik, maka mesin segera hidup alias menyala lagi.
Kabel jumper umumnya hanya digunakan oleh mobil yang memiliki persnelling otomatis, sebagaimana yang dimiliki oleh mobil bagus dan mewah dalam iklan tadi. Mungkin maksud iklan tadi adalah ingin melambangkan si kuat yang menolong si lemah [akinya]. Tetapi yang rupanya akinya lemah adalah justru mobil SUV yang mewah tadi yang tentunya harganya lebih mahal. Kalau dilihat dari sisi aki, maka iklan tadi benar. Tetapi kalau dilihat dari jenis mobil dan pemiliknya, jelas tidak pas, karena pihak yang lemah ekonominya [tetapi memiliki aki yang masih kuat] sedang menolong pihak yang ekonominya kuat [tetapi memiliki aki yang lemah]. Wa Allahu a’lam, apa maksud dan sasaran iklan ini.
Aki mobil seringkali tidak memiliki kekuatan untuk menggerakkan roda gila untuk menghidupkan mesin setelah mobil berhenti agak lama, misalnya semalaman. Artinya tiba-tiba dalam keadaan terparkir di rumah atau terparkir di tempat parkir. Pastilah tidak akan terhenti mendadak di tengah perjalanan. Karena mobil bertransmisi otomatis tidak bisa dihidupkan dengan cara didorong, maka pemiliknya memang sebaiknya memiliki dan menyediakan kabel jumper tersebut di mobil. Diiringi doa agar jangan sampai digunakan untuk menolong mobil kita, tetapi siapa tahu ada orang lain yang membutuhkannya di suatu waktu.
Memang patutlah kita mengenali cara-cara keadaan darurat dalam menggunakan mobil pada saat ini. Dan beberapa waktu yang lalu, salah seorang sahabat juga mengirimkan email yang berisi panduan kepada kita bila saat melewati lintasan kereta api [apa satu spoor, apalagi yang dua spoor atau lebih]. Karena sering terjadi kecelakaan, dimana mobil berhenti mendadak dalam keadaan mesin mati di lintasan kereta api, pada saat kereta akan lewat. Konon cara terbaik adalah turun dan mendorongnya. Karena katanya ada pengaruh impedansi atau magnetis atau apa, yang menyebabkan mesin mobil susah untuk dihidupkan kembali, terutama yang bukan bermesin diesel, karena percikan api di busi akan terganggu.
Untuk menghindari mesin mati mendadak di perlintasan kerata api, lebih baik tidak nyaman melintasi rel [dengan kecepatan biasa – tidak dipelankan] dari pada tidak dapat merasakan kenyamanan di hari sesudahnya, karena lokomotif melintasi mobil kita. Juga kita perlu berhati-hati bila keadaan jalan macet di area perlintasan, sebaiknya kita memperlakukan perlintasan tersebut sebagai yellow-box dimana tidak dibenarkan kendaraan berhenti didalamnya. Dari pada terhenti di rel, lalu kereta lewat, bisa-bisa akan terhenti selamanya kehidupan kita. Naudzu bi Llahi min dzalik.
Tentu kita tidak berharap suatu ketika mobil kita perlu ditarik oleh mobil lain oleh sebab apapun, tetapi saya kira tidak ada salahnya kita memberikan pertolongan kepada mobil lain dengan menariknya. Mengemudikan mobil yang sedang ditarik dan juga mengemudikan mobil yang menarik mobil lain, tentunya berbeda dengan mengemudikan dalam keadaan normal. Menyediakan kabel penarik yang dilengkapi dengan sistem pengikat pada kedua pihak sangatlah bermanfaat, terutama bila melakukan perjalanan keluar kota. Titik penarik dan titik ditarik untuk masing-masing mobil jelas berbeda, dan hal itu perlu kita pelajari pada buku panduannya. Kekeliruan dalam mengikat tali, bisa bisa menyebabkan kesulitan pada saat melepasnya nanti, karena tali tersebut telah dikencangkan oleh kekuatan yang besar untuk menarik mobil tadi, apalagi bila sering terjadi sentakan [karena kurang sinkronnya antara kedua mobil].
Membuka ban yang gembos [kurang angin] dan memasang ban kembali, walau sepertinya sederhana, tetapi perlu dialami sebelum kejadian yang sesungguhnya terjadi. Maksudnya mencoba dalam keadaan aman. Tentu berbeda dengan penggantian ban pada balapan Formula 1. Meletakkan dongkrak, dan kemudian mengangkat mobil. Salah-salah bisa tergelincir, salah satunya yang terjadi pada Direktur Utama Hutama Karya waktu itu – tetapi kemudian menghasilkan penemuan suatu sistem kerja yang dipatenkan yaitu Sosrobahu, yang diterapkan pada pembangunan jalan toll Cawang-Priok. Tetapi entah kenapa ya, sistem Sosrobahu tersebut tidak diterapkan pada pembangunan jalan layang non-toll yang dilakukan pada ruas berlalu-lintas padat saat ini.
Menggunakan kunci roda [walau dengan kunci palang] seringkali susah dilakukan, karena torsi yang dibutuhkan tidak mencukupi, apalagi bila seorang perempuan yang melakukannya dan roda itu sudah lama tidak pernah dibuka. Walau dengan menginjaknya [menggunakan berat badan sebagai kekuatan memutar]. Memperpanjang lengan merupakan suatu penyelesaian yang praktis. Jadi sebaiknya kita menyediakan pipa besi [pipa ledeng] yang cukup tebal, yang bisa masuk ke ujung kunci roda tersebut [untuk kunci palang akan memerlukan pipa besi dengan diameter yang lebih besar tentunya]. Panjang pipa besi yang tiga kali panjang kunci, kiranya sudah sangat memadai, tentunya yang lebih panjang [sebatas kepraktisannya] akan lebih meringankan.
Tetapi, bila anda berkendara sendirian dan perempuan lagi, bila menghadapi “gembos mendadak” yang diberitahukan oleh orang yang tidak dikenal, sebaiknya terus saja jalan sampai berada di tempat yang aman. Karena kemungkinan ban mobil anda tidak gembos, melainkan mereka akan menggembosi tas yang anda bawa. Beberapa hari yang lalu, seorang temanku – yang juga isteri dari temanku – mengalami nasib seperti itu. Semoga Allah swt akan memberikan ganti dengan yang lebih banyak dan lebih baik.
Barangkali itu keadaan darurat dalam mengendarai mobil, tetapi ada satu lagi yang agak sulit menanggulanginya, yaitu melawan rasa ngantuk sewaktu mengemudi. Pada bulan Ramadhan seperti ini, sekitar jam 15an, keponakanku menabrak bis yang sedang berjalan di lajurnya secara head-to-head, dalam keadaan tertidur seluruh isi mobil. Setelah menabrakpun, mereka masih tertidur, dan terbangun setelah kaca jendela diketok-ketok oleh orang yang akan menolongnya. Alhamdulillah, semuanya selamat tak kurang suatu apa. Mengukur kemampuan diri, dan beristirahat di waktu yang tepat. Jangan menunda untuk beristirahat, walau hanya sedetik [ya nggak begitulah] adalah kunci mengatasi keadaan darurat yang satu ini. Semoga hal seperti itu tak terjadi pada siapapun. Semoga.
Saifuddien Sjaaf Maskoen
TIP BARU [21 Februari 2013] :
Dalam suatu artikel di Internet, bahwa mengantuk itu adalah karena tubuh kita kekurangan oksigen [karena itu kita menguap /angop, khawatir anda artikan dengan menjadi uap], dan karena itu menghirup udara segar adalah salah satu cara mengatasinya. Bila anda dalam perjalanan jauh, ada baiknya membawa tabung oksigen dalam kaleng kecil, yang siap dihirupkan ke orang penderita sesak napas / asma / bengek. Bila ngantuk hirup oksigen dari kaleng itu. Bisa dibeli di apotik, tidak mahal dibanding kalau celaka.
Artikel dibawah ini saya peroleh dari sahabat saya ir. Chusnul Jaqien. Terima kasih ya.
JIKA MESIN KENDARAAN TIBA-TIBA MATI DI TENGAH REL KERETA
Mengapa jika mesin kendaraan bermotor tiba-tiba mati di lintasan rel kereta api sulit dihidupkan lagi? Ternyata itu disebabkan adanya pengaruh gesekan antara roda kereta dengan relnya. “Jadi, bukan semata-mata karena sopirnya gugup sehingga tidak bisa menghidupkan mesin kendaraannya, ” kata Dr Ir Djoko Sungkono, Kepala Laboratorium Motor Bakar Teknik Mesin Institut Teknologi Surabaya (ITS).
Selama ini sering terjadi kendaraan bermotor tiba-tiba mati mesinnya saat melintas di atas rel kereta api. Itu terjadi terutama ketika ada kereta yang mau lewat. Pengendaranya kesulitan menghidupkan kembali mesin kendaraannya itu. Akibatnya, kendaraan bermotor itu ditabrak kereta dalam hitungan sekian puluh detik berikutnya.
Kasus terbaru adalah seperti yang dialami Rektor dan Pembantu Rektor III Universitas Islam Darul Ulum Lamongan. Keduanya tewas karena mobil yang sedang melintas rel dihantam kereta api. Djoko lalu mengingatkan, jika mesin mobil tiba-tiba mati di atas rel, maka hendaknya penumpangnya segera keluar dan mendorongnya. Jika tidak, akan sangat membahayakan, jika kereta segera lewat. Dan jangan berusaha menghidupkan mesin! Yang anda lakukan adalah, keluar! dan mendorongnya! Kalaupun anda tidak sempat mendorong, setidaknya anda sudah berada diluar kendaraan dan bisa sewaktu-waktu lari menghindar.
Mengapa mesin bermotor susah dihidupkan? Kata Djoko, terjadi impedansi yang ditimbulkan oleh pergesekan roda kereta api dan relnya. Dan, impedansi itu yang cukup untuk mengakibatkan mesin mobil yang mati sulit menyala kembali. Kejadian itu terutama berpengaruh pada mobil atau kendaraan yang berbahan bakar bensin, meskipun kendaraan berbahan bakar solar juga ada yang terpengaruh. “Pada kendaraan yang berbahan bakar bensin, starternya digerakkan oleh dinamo,” paparnya. Dari dinamo ini dihasilkan medan magnet yang selanjutnya menggerakkan mesin mobil. Djoko mengatakan, hal tersebut tidak jadi masalah bila mesin mobil tersebut tidak mati. Namun bila mesin tersebut mati maka akan sulit untuk dihidupkan lagi. Medan impedansi tersebut tidak diperlukan jarak yang dekat untuk itu. Hal tersebut sudah mulai dapat berpengaruh ketika kereta api masih berjarak 1,5 km lokasi lintasan di mana kendaraan bermotor itu melintas rel.
Tambahan Sedikit:
Pengapian pada mesin bensin menggunakan percikan bunga api dari busi yang ditimbulkan oleh listrik bertegangan tinggi (high voltage) yang diproduksi oleh “coil.” Medan listrik statis yang ditimbulkan oleh rel karena gesekan roda kereta api dengan rel dapat mempengaruhi/ mengganggu produksi (besarnya) bunga api pada busi, sehingga mesin mudah mati. Tetapi hal ini hanya terjadi bila putaran (RPM) mesin rendah (putaran mesin idle). Akibatnya mesin sulit menyala bila di-start. Menyelamatkan diri dengan mendorong mobil adalah salah satu cara yang baik, namun sebelum turun JANGAN LUPA memposisisikan tuas transmisi pada posisi gigi NETRAL. Cara lain adalah bila kondisi accu (aki) masih bagus, anda tidak perlu turun dari mobil, masukkan tuas transmisi pada posisi gigi 1 (satu), kemudian start mobil (pedal coupling JANGAN diinjak). Maka mobil akan berjalan karena digerakkan oleh dinamo starter. Setidak-tidaknya mobil berjalan sampai menyeberangi rel kereta. Tetapi cara ini hanya bisa dilakukan untuk mobil yang bertransmisi MANUAL, TIDAK untuk mobil bertransmisi AUTOMATIC.
Untuk mobil matic maka penyelamatan hanya dengan cara mendorong, dan jangan lupa tuas transmisi pada posisi NETRAL (N), bukan parking (P). Putaran idle mesin mobil matic biasanya lebih tinggi daripada mobil manual, sehingga mesin tidak mudah mati.
To ALL :
PANDUAN yg bisa saya sampaikan ketika kondisi mensin menyala ( pada saat kita akan “menyebrang” rel tsb ) dari tulisan diatas adalah: Ketika melewati jalur rel lintasan KA disarankan utk menaikkan RPM / putaran mesin.
- Untuk mobil manual transmisi yg dilakukan adalah injak pedal gas agak besar dan menggantungkan sedikit koplingnya. Lebih dikenal dgn istilah setengah kopling / cluth.
- Untuk mobil matic transmisi biasanya RPM / putaran mesin sudah dikontrol oleh computernya. Aman deh. (atau mau lebih aman lagi gunakan option/pilihan gigi level rendah).
- Untuk Bikers dgn sistem kopling, sama seperti manual transmisi, naikkan RPM/putaran mesin dgn cara tambah gas dan setengah kopling.
- Untuk bikers dgn sistem automatic (bebek atau scooter), jangan lupa pindah gigi dahulu ke level rendah, disarankan gunakan gigi 1 saja.
Berdasarkan pengalaman, lebih baik melewatinya sedikit lebih cepat walaupun mobil/motor akan “bergoyang”.
Sering kita dengar kecelakaan Kereta Api Vs. Kendaraan (roda2/4) di lintasan kereta api (biasanya tanpa palang pintu). Kasus yang sering dijumpai adalah kendaraan macet di rel kereta dan tidak bisa digerakkan dan akhirnya disambutlah oleh kereta.
Terlepas dari segi “dunia lain”, saya pernah dikasih tau sama tetangga (penjelasan versi ilmiah), begini ceritanya: ” Ketika rel dilewati kereta api, dalam jarak tertentu akan timbul medan magnet dimana hal tersebut yang sering menjadikan mesin kendaraan mati dan kendaraan sulit untuk digerakkan ”
Note: Terakhir yang saya denger – mudik lebaran – kejadian di Purwodadi (kebetulan keluarga tersebut satu kota dengan saya). Ketika mobilnya melewati rel tanpa palang pintu, ditengah rel macet dan disambut kereta. Last result = fatality
Mungkin ada yang punya penjelasan selain yang disampaikan tetangga saya 🙂
Safe Regards,
Hary
imam@depriwangga. com